
“Sari, alatnya udah aktif nih! Coba kamu duluan deh, jadi kelinci percobaan!”
Candaan itu meluncur dari salah satu rekan kantor Mbak Sari siang itu. Sebagai staf di perusahaan alat-alat medis, sudah biasa bagi Mbak Sari dan teman-temannya mencoba teknologi baru sebelum dipasarkan. Hari itu, mereka kedatangan alat ultrasonografi canggih—yang bisa mendeteksi kelainan dalam tubuh hanya dengan ditempelkan ke kulit.
Awalnya hanya bercanda. Tapi begitu alat itu ditempelkan ke perut Mbak Sari, seisi ruangan langsung hening. Ada indikasi batu empedu.
“Ah, paling alatnya error,” begitu pikir Mbak Sari. Tapi seiring waktu, ia mulai sering merasa aneh di bagian perut. Kadang kembung seperti maag, kadang tiba-tiba mulas dan harus bolak-balik ke toilet. Ia mulai curiga, “Jangan-jangan alat itu benar?”
Candaan iseng itu justru menjadi awal kesadaran pentingnya asuransi kesehatan as charged—jenis asuransi yang akhirnya jadi penyelamat saat Mbak Sari harus menjalani operasi besar yang mahal.
Pilihan Sulit Jadi Mudah Berkat Asuransi Kesehatan As Charged
Blog ini sebelumnya pernah memuat pengalaman Mbak Sari saat mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju kantor. Cerita kali ini terjadi kira-kira setahun sebelum kecelakaan itu terjadi. Ya, berbeda dengan asuransi jiwa, klaim asuransi kesehatan memang bisa dilakukan berkali-kali.
Setelah sekian lama mencoba bertahan dengan rasa sakit, akhirnya Mbak Sari menyerah. Ia berkonsultasi dengan seorang dokter spesialis penyakit dalam. Hasil USG-nya mengonfirmasi: benar, ada batu empedu. Dan harus segera dioperasi.
Dokter memberi dua opsi operasi:
-
Teknik biasa: sayatan sekitar 5 cm, biayanya sekitar Rp60 juta
-
Teknik modern (laparoskopi): sayatan hanya 1 cm, alat mini dimasukkan lewat rongga perut, biayanya hampir Rp100 juta
Kedua metode sama-sama aman, tapi teknik modern jelas lebih nyaman, pemulihan lebih cepat, dan bekas luka nyaris tak terlihat. Tapi ya itu… biayanya juga nggak main-main. Repotnya, limit asuransi kantor Mbak Sari sangat jauh di bawah angka itu.
Untungnya, Mbak Sari sudah sejak lama punya asuransi kesehatan as charged—jenis asuransi yang menanggung seluruh biaya rumah sakit sesuai tagihan, tanpa harus mikir batas plafon per tindakan.
Dengan perlindungan hingga miliaran rupiah per tahun, Mbak Sari bisa memilih teknik operasi yang terbaik, bukan yang termurah.
Sembuh Cepat, Bersyukur Hebat
Operasinya berjalan lancar. Dalam hitungan hari, Mbak Sari sudah bisa bergerak bebas. Luka bekas sayatan pun cepat kering—nyaris tak terlihat. Yang lebih melegakan lagi: hampir semua biaya rumah sakit ditanggung penuh oleh asuransi. Hanya ada sedikit biaya tambahan sebesar 227 ribu untuk kunjungan dokter di luar jadwal maksimum dan suplemen nonmedis.

Saat berkunjung ke rumah Mbak Sari saya bilang, “Bersyukur kan, waktu itu memutuskan buka asuransi. Bayangin kalau harus operasi seperti ini tanpa asuransi, bayarnya pakai apa?”
Mbak Sari menjawab, “Hmm… mungkin jual rumah!”
Jawaban ini langsung disambar oleh mamanya, “Hei, rumah ini kan milik Mama! Kalau dijual, lalu Mama harus tinggal di mana?”
Kami semua tertawa mendengarnya.
Kesimpulan
Kadang keputusan kecil, seperti memutuskan untuk menandatangani surat pengajuan polis asuransi kesehatan, bisa jadi titik balik hidup kita. Mbak Sari bersyukur sudah punya perlindungan yang tepat jauh sebelum dibutuhkan.
Asuransi kesehatan as charged memang bukan untuk hari ini saja. Tapi untuk segala kemungkinan yang bisa datang tiba-tiba, diam-diam, dan mahal biayanya.
Ingin punya asuransi kesehatan as charged seperti Mbak Sari? Silakan hubungi saya di Whatsapp atauTelegram atau langsung isi formulir di bawah ini. Dengan senang hati saya akan membantu membuatkan proposalnya!
Disclaimer:
- Data Anda saya jamin kerahasiaannya
- Anda tidak diwajibkan untuk membayar biaya layanan atau membeli produk apa pun
Formulir Asuransi Kesehatan
Discover more from Proteksi Terbaik
Subscribe to get the latest posts sent to your email.