kecelakaan lalu lintas adalah salah satu risiko yang bisa diringankan dengan memiliki asuransi kesehatan

Musibah Kecelakaan Bisa Terjadi Kapan Saja

Selasa pagi, 4 April 2023, Mbak Sari (bukan nama sebenarnya), 32 tahun, naik motor dari rumahnya di bilangan Jakarta Timur menuju kantornya di pusat wilayah perkantoran Jakarta Selatan. Tidak ada firasat apa pun saat berangkat, namun belum sampai 1/3 perjalanan, Mbak Sari terjatuh dari motornya.

Anehnya Mbak Sari tidak bisa mengingat persis apa penyebab ia terjatuh. Yang bisa diingatnya hanya rasa sakit yang dirasakannya di bagian wajah, dada dan kaki akibat membentur aspal dan terhimpit sepeda motor. Beruntung banyak orang baik yang membantunya: meminggirkan motornya yang ringsek dan memanggilkan taksi agar ia bisa segera berobat di rumah sakit. Satu hal yang diingat Mbak Sari: tas berisi dompet harus ia dekap erat. Di dalamnya ada satu benda yang akan sangat menolongnya: kartu “sakti” rawat inap dari Allianz.

Awalnya supir taksi membawa Mbak Sari ke sebuah rumah sakit kecil dekat lokasi kejadian. Sebenarnya Mbak Sari merasa kurang sreg dengan penampakan rumah sakit tersebut. Bangunannya nampak tidak terlalu terawat dan sangat ramai pengunjungnya, khususnya di instalasi gawat darurat. Ia khawatir tidak mendapat penanganan optimal bila dirawat di sana. Namun ia berpikir, lebih baik segera mendapat perawatan dan tidak terlalu rewel pilih-pilih rumah sakit. Sebagai langkah antisipasi, Mbak Sari meminta nomor telepon supir taksi baik hati yang telah mengantarnya ke rumah sakit. Firasatnya mengatakan, tidak lama lagi ia akan kembali membutuhkan jasa supir taksi tersebut.

Setelah sampai di IGD, barulah Mbak Sari sadar bahwa di wajahnya terdapat 2 luka sobekan: di pelipis dan di atas bibir. Dokter bekerja cepat membersihkan dan menghentikan perdarahannya, sambil bersiap untuk melakukan jahitan. Tidak ada yang serius dengan luka di wajah Mbak Sari, namun dokter khawatir dengan hal lain.

Mbak Sari masih saja tidak mampu mengingat kronologi kecelakaannya secara detail. Ada kemungkinan Mbak Sari mengalami gegar otak ringan. Cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan alat CT Scan. Sayangnya rumah sakit kecil itu tidak memilikinya. Dokter kemudian berdiskusi dengan rekannya sesama dokter, apa tindakan terbaik untuk mendiagnosis Mbak Sari. Tapi karena ramainya pasien, konsentrasi dokter sering terpecah saat ada saja pasien dengan kondisi gawat darurat yang didorong masuk IGD.

Di tengah rasa pusing dan sakit yang masih dideritanya, Mbak Sari mencoba berpikir jernih. Kartu asuransi rawat inap Allianz yang dimilikinya adalah asuransi kesehatan as charged. Artinya tidak ada batas harga untuk kamar rawat inap, tindakan, obat, maupun dokter. Batasnya hanyalah angka tahunan yang besarnya miliaran rupiah. Maka Mbak Sari berpikir,

Mbak Sari segera menghubungi supir taksi yang tadi mengantarnya ke rumah sakit kecil ini. Kebetulan, posisi pak supir belum beranjak jauh. Mbak Sari minta dijemput dan diantar ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih lengkap peralatannya. Supir taksi kemudian membawa Mbak Sari ke Rumah Sakit Siloam TB Simatupang hanya hanya berjarak sekitar 30 menit.

Di sana Mbak Sari langsung menyerahkan kartu Allianz-nya dan segera mendapatkan tindakan. Sebagai bagian dari prosedur standar penanganan korban kecelakaan lalu lintas yang hendak menggunakan asuransi, para nakes memeriksa apakah Mbak Sari membawa SIM.

Untunglah Mbak Sari selalu tertib membawa SIM, jadi proses klaim awal ke asuransi berlangsung lancar tanpa kendala. Ia segera mendapat tindakan berupa jahitan di luka-lukanya, lalu menjalani CT Scan. Prosedur CT Scan sebenarnya termasuk cukup mahal, namun karena kartu asuransi rawat inap Allianz-nya jenis sesuai tagihan, Mbak Sari sama sekali tidak khawatir soal biayanya.

Syukurlah, hasil CT Scan Mbak Sari baik dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda gegar otak sebagaimana yang dikhawatirkan dokter. Walaupun begitu, dokter belum mengizinkan Mbak Sari pulang agar dapat diobservasi selama minimal 24 jam. Dokter mengatakan, kadang gejala yang muncul akibat benturan di kepala bersifat tunda, yaitu baru muncul belakangan.

Sesuai batas pertanggungan dari Allianz, Mbak Sari menempati kamar VIP yang sangat nyaman. Kamarnya luas dan tersedia pula sofa bed, sehingga suaminya bisa ikut menunggui sambil beristirahat. Selama 24 jam Mbak Sari menempati kamar tersebut sambil dicek berkala oleh suster. Syukurlah, tidak ada gejala tunda seperti yang dikhawatirkan dokter.

Keesokan harinya, dokter menyatakan Mbak Sari sudah boleh pulang. Walaupun hanya menginap semalam, total biayanya cukup besar, hampir Rp18 juta. Dari biaya sebesar itu, yang perlu dibayar sendiri oleh Mbak Sari tidak sampai Rp650 ribu, yaitu biaya untuk tes kehamilan (wajib dilakukan sebelum menjalani prosedur rontgen dan CT Scan) serta biaya kunjungan dokter yang melebihi 2 kali sehari. Kebetulan Mbak Sari memang masih menggunakan kartu asuransi rawat inap yang lama, yang masih membatasi kunjungan dokter maksimal 2 kali sehari. Kartu asuransi rawat inap Allianz yang terbaru memiliki opsi untuk membebaskan jumlah kunjungan dokter per hari, sesering apa pun dokter memeriksa pasien, semuanya ditanggung oleh Allianz!

Saat ini Mbak Sari masih beristirahat di rumah, tentunya dengan tenang tanpa harus memikirkan berobat belasan juta. Uniknya, kasus kecelakaan sepeda motor ini adalah klaim ketiga yang pernah dilakukan Mbak Sari sejak membuka polis 3 tahun yang lalu. Mbak Sari sangat bersyukur sudah membuat keputusan tepat untuk membuka polis asuransi kesehatan, karena risiko dapat terjadi kapan saja tanpa disangka-sangka. Dua klaim lainnya akan diceritakan di posting berbeda ya!

Semoga cepat pulih kembali ya Mbak!


Miliki Asuransi Kesehatan Terbaik

Tertarik untuk mendapatkan estimasi biaya asuransi kesehatan as charged seperti Mbak Sari? Silakan isi form di bawah ini!

Disclaimer:

  • Data Anda saya jamin kerahasiaannya
  • Anda tidak diwajibkan untuk membayar biaya layanan atau membeli produk apa pun


Discover more from Proteksi Terbaik

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

By Agung Nugroho

Mantai pegawai baik-baik yang pensiun dini untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya proteksi

One thought on “Berangkatnya ke Kantor, Sampainya di Rumah Sakit”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *