
Selama hampir enam tahun saya menjadi agen asuransi, ada satu kalimat dari nasabah atau calon nasabah yang menurut saya paling berbahaya. Sayangnya, kalimat ini sering sekali saya dengar—bahkan diucapkan dengan nada santai, oleh para nasabah dan calon nasabah.
Jadi biasanya, setelah saya selesai mempresentasikan produk, saya akan membuat proposal. Di proposal akan tertulis detail perlindungan yang saya tawarkan: jenis risiko yang ditanggung, besarnya manfaat, dan tentu saja: berapa besar premi asuransi yang harus dibayar.
Nah, di tahap ini, saya cukup sering mendengar tanggapan begini:
“Wah, preminya lumayan juga ya. Kalau nggak kepakai, sayang.”
Kalau Anda juga pernah berpikir seperti itu, saya ingin mengajak Anda untuk berpikir kembali.
Produk asuransi itu tujuannya bukan untuk cari untung, melainkan untuk proteksi. Manfaat utama yang tercantum dalam polis hanya bisa cair jika terjadi risiko. Artinya, kalau polis Anda tidak terpakai, berarti Anda tidak mengalami risiko tersebut—dan itu kabar baik, bukan kerugian!
Bayar Premi Asuransi Bukan untuk “Meraih Keuntungan”, Tapi untuk Menciptakan Ketenangan
Misalnya, Anda punya polis asuransi penyakit kritis dengan manfaat 1 miliar. Uang itu hanya akan cair jika Anda benar-benar terdiagnosis sakit kritis, seperti kanker, stroke, atau serangan jantung. Uang itu tidak akan cair bila Anda sehat-sehat saja. Atau sakit yang ringan-ringan saja. Harus sakit yang kritis, baru cair.
Jadi, jika manfaat itu tidak cair, apakah benar Anda merasa “rugi” karena sudah bayar premi asuransi?
Coba kita balik kondisinya:
Bayangkan seseorang yang terdiagnosis kanker tahap lanjut. Harus menjalani operasi senilai 1 miliar, belum termasuk biaya pengobatan setelahnya.
Karena ia punya asuransi, seluruh biaya pengobatan ditanggung dan masih dapat santunan sakit kritis 1 miliar.
Menurut Anda, apakah orang itu akan bersorak kegirangan? Apakah dia akan merasa ‘beruntung’? Apabila dia bisa memilih, kira-kira yang mana yang akan dia pilih: sehatnya, atau santunan 1 miliarnya?
Contoh lain:
Bayangkan seseorang yang mengalami kecelakaan parah hingga tangan kanannya harus diamputasi. Berhubung dia punya asuransi kecelakaan, dia mendapatkan santunan 1 miliar. Kira-kira bagaimana reaksinya? Apakah dia akan tersenyum lebar saat menerima uang santunan itu? Apakah dia akan berkata kepada dokter, “Wah, lumayan nih Dok. Kalau begitu, tangan kirinya sekalian deh, biar cair lagi santunannya“?
Tentu tidak.
Tidak Terpakainya Asuransi = Berkah yang Patut Disyukuri
Saya percaya, ucapan adalah doa. Karena itu, saya selalu mengingatkan para nasabah: jangan pernah mengucap “sayang kalau asuransinya nggak kepakai”. Tidak apa bila saat ini dirasa belum tepat untuk buka polis. Tapi jangan mengucap ‘sayang’ untuk premi yang dibayarkan.
Ketika Anda bayar premi asuransi, tujuannya adalah mendapat ketenangan pikiran—bahwa kalau risiko terjadi, Anda sudah siap untuk mengurangi dampak finansialnya. Hanya mengurangi saja, karena asuransi tidak pernah bisa benar-benar menghapus dampak risiko.
Bila risiko itu tidak pernah terjadi, berarti Anda dilindungi, dijauhkan dari bencana, dan itu adalah sebuah berkah. Kesehatan adalah berkah yang jauh berkali lipat lebih berharga daripada santunan asuransi sebesar apa pun.
Penutup
Jadi, mari ubah sudut pandang kita. Bayar premi asuransi bukanlah bentuk pemborosan. Justru itu adalah cara paling bijak untuk melindungi masa depan kita dan orang-orang yang kita cintai. Punya asuransi tapi tidak pernah terpakai adalah jauh lebih baik daripada mendapat santunan akibat terjadi risiko.
Jika Anda ingin berkonsultasi soal produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda, langsung saja hubungi saya, Agung.
Discover more from Proteksi Terbaik
Subscribe to get the latest posts sent to your email.